Sunday 1 January 2023

TINGKAT KETENANGAN DAN KEBAHAGIAAN MUKMIN

TINGKAT KETENANGAN DAN KEBAHAGIAAN MUKMIN 

(DR.H.HAMZAH YA'QUB).

Bagaimana hendak membersihkan hati?

Ketenangan, kebahagiaan, tenang, bagaimana hendak tenang, tingkat ketenangan mukmin, tingkat kebahagiaan mukmin
Buku ini peninggalan Almarhum Ayah mertua saya. Bagus untuk yang hendak belajar ilmu tasawuf ISLAM bagaimana membersihkan hati. Buanglah semua ilmu Barat sesat Gerakan New Age dari guru silat bomoh menyamar perawat Islam dan ejen-ejen  Gerakan Missionary Kristian tu. 


BAB PERTAMA

Muqaddimah

Manakala iman dan tauhid telah terhunjam kuat dan berdakap mesra dalam kalbu seseorang, maka cenderunglah dia mendekatkan diri (bertaqarrub) kepada Allah s.w.t. terus-menerus dan terasalah kesedapan iman (halawatul iman) sebagai kenikmatan spiritual.

Iman dan tauhid melahirkan cinta (mahabbah) dan rindu kepada Ilahi. Kenikmatan cinta dan kelazatan rindu itulah yang menjadi salah satu pendorong penting melakukan rangkaian kegiatan amal ibadat semaksimal mungkin untuk mencapai tingkatan yang tinggi di sisi Allah s.w.t.

Apabila amal ibadat itu dilakukan terus-menerus, sehingga dapat menjadikan kebiasaan yang mendarah-daging, maka pekerjaan itu tidak lagi merupakan sesuatu yang berat dirasakan, bahkan dapat menjelma sebagai suatu kelazatan rohaniah.

Misalnya, kebiasaan ahli ibadat dengan penuh khusyu' dan khidmat bertahajjud di larut malam yang hening, dapat saja orang lain memandangnya sebagai pekerjaan yang cukup berat. Namun bagi ahli ibadat yang telah terpanggil hatinya oleh rasa rindu dan cintanya kepada Tuhan, samasekali pekerjaan itu sedikitpun tidak memberatinya. Bahkan dirasakannya sebagai acara yang syahdu, nikmat dan penuh kelazatan. Jam-jam malamnya yang panjang dihabiskan dalam sujud, ruku', munajat, zikir, doa dan istighfar dengan sepuas-puas hati dan semesra-mesranya.

Demikian juga apabila seorang bakhil didatangi oleh peminta infak di jalan Allah, maka permintaan itu tidak akan dipenuhinya. Bahkan, peminta derma itu dianggap- nya sebagai pengganggu ketenangannya. Tidaklah demikian halnya bagi ahli iman yang berkali-kali merasakan kelazatan rohaniah, dia sendiri yang mencari projek-projek amal kebajikan itu dan menyerahkan infaknya dengan segala ketulusan hati. Pada saat itu, di balik pengorbanannya di bidang material, dia merasakan suatu kelazatan rohaniah dan merasa menemukan piala ketenangan jiwa (sakinah) yang kadang-kadang tidak dapat dilukiskan dengan kata- kata, betapa dan bagaimana hakikatnya, melainkan hanya dapat diketahui dengan merasakannya secara langsung.

Ada dua macam wajah orang-orang yang datang ke poliklinik untuk diambil darahnya. Perbedaan itu tersingkap jelas sebagai manifestasi dari suara hatinya. Wajah pertama masam dan murung yang melambangkan bahwa dia memberikan darahnya karena terpaksa atau karena dipaksa oleh keadaan dan peraturan yang mengharuskan dia menyumbangkan darahnya sebagai persyaratan memperoleh surat izin mengemudi (SIM) atau untuk kenaikan pangkat dalam pekerjaan. Wajah kedua memasuki poliklinik dengan tenang dan cerah laksana cerahnya langit yang biru. Pada wajah dan pandangannya tersingkap kepasrahan dan ketulusan, karena dia datang dengan penuh redha, sungguh-sungguh ingin menyumbangkan darahnya karena cintanya kepada kebajikan dan karena percaya bahwa Allah akan memberikan ganjaran pahala baginya.

Dari kelazatan beribadat dan beramal saleh itulah yang dirasakan sendiri oleh para pelakunya, menyebabkan mereka tidak ingin lepas lagi dari jalan yang ditempuhnya, bahkan terus menanjak menaiki jenjang-jenjang kemuliaan rohani, tambah mesra cintanya dan kian bergelora rindunya kepada Al-Khaliq. Mereka merasa begitu dekat dengan kasih- sayang Tuhan, dan Tuhan pun terasa selalu dekat kepadanya, sehingga tersingkaplah pelbagai hikmat dan ma'rifat ketuhan-an yang selama ini belum diketahuinya.

Jalan-jalan yang ditempuh itulah yang lazim disebut orang dengan isitilah tasauf yang di dalamnya terdapat aturan dan sistematika tertentu yang lazim juga disebut suluk dan pengetahuannya disebut Ilmu Suluk, yang pada prinsipnya mengandung ajaran pembersihan jiwa dari segala dosa dan noda, sementara berkekalan dalam amal ibadat yang telah ditentukan.

Apabila diperhatikan dengan saksama cara-cara dan jalan-jalan yang ditempuh oleh para ahli tasauf (sufi) dalam tarikat dan suluknya, maka ditemukanlah pelbagai macam aliran (tarikat), berpuluh-puluh bahkan beratus-ratus jumlahnya. Aliran-aliran mempunyai suluk yang berlain-lainan antara satu dengan yang lainnya, bahkan juga dalam masalah akidah terdapat bahagian-bahagian ajaran yang berbeza, dimana masing-masing memandang dirinya benar dan dalam kebenaran.

Dalam hubungan ini apabila kita kaji secara luas dan dalam dengan pisau analisa Al-Quran dan Sunnah Rasul, maka pada garis besarnya praktik-praktik suluk itu ada dua macam:

(1) Suluk yang sebenarnya tetap berjalan di atas garis dan prinsip tauhid dan syariat Islam yang murni berdasarkan al-Quran dan Sunnah Rasulullah s.a.w. 

(2) Suluk yang berisi ibadat dan macam-macam cara yang tidak dicontohkan oleh Rasulullah s.a.w. (bid'ah). Bahkan terdapat akidah yang menyalahi prinsip-prinsip tauhid yang murni yang Insya Allah diterangkan pada huraian-huraian yang akan datang. Suluk yang semacam ini timbul oleh pelbagai faktor, misalnya karena kecenderungan beribadat sebanyak-banyaknya dan mungkin juga karena pengaruh dari agama lain yang mengutamakan hidup membelakangi dunia (zuhud).

Yang terang ialah bahwa ilmu tasauf ini penting dipelajari karena beberapa pertimbangan.

Pertama : Bertolak dari pandangan Islam bahwa orang-orang yang mengetahui sesuatu (alim) lebih baik daripada orang-orang yang tidak mengetahui, berdasarkan firman Allah:

قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ اِنَّمَا يَتَذَكَّرُ اوَلُوا الأَلْبَابِ

Katakanlah : Bukankah tidak sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui? Tidak mengingat melainkan orang-orang yang mempunyai fikiran." (Az-Zumar ayat 9)

يرفع اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوالْعِلْمَ دَرَجَاتٍ
Allah meninggikan beberapa darjat orang-orang yang beriman dari antara kamu dan orang-orang yang diberi pengetahuan......" (Al-Mujadalah ayat 11) 

Dan banyak lagi dalil dan keterangan lain dalam al- Quran dan Hadis Nabi s.a.w. serta pandangan ahli-ahli hikmat yang menerangkan keutamaan ahli-ahli ilmu pengetahuan. Dengan demikian dari gambaran yang umum kita masuk kepada gambaran yang khusus, nyatalah bahwa orang- orang yang memahami, mendalami dan menguasai ilmu tasauf memiliki kelebihan dibandingkan dengan orang yang sama-sekali tidak pernah mempelajarinya.

Kedua : Sesuatu ilmu biasanya dipelajari karena ada manfaatnya. Kian sedar seseorang akan manfaat ilmu itu, kian tekunlah dia mempelajarinya. Memang tidak akan dapat diharapkan ketekunan dan kesabaran dalam suatu bagi orang yang tidak tahu akan manfaat dan tujuannya. Dalam hubungan ini Nabi Khidhir A.S. pernah berkata kepada Nabi Musa A.S. :

إِنَّكَ لَن تَسْتَطِيعَ مَعِيَ صَبْرًا وَكَيْفَ تَصْبِرُ عَلَى مَا لَمْ تُحِطْ بِهِ خُبرًا

Sesungguhnya engkau tidak akan dapat bersabar bersamaku. Karena bagaimanakah engkau dapat bersabar atas sesuatu yang belum engkau ketahui (maksud dan tujuannya)." (Al-Kahf ayat 67-68)

Salah satu daripada hikmat mempelajari ilmu tasauf ialah dengan ilmu tersebut dapatlah diketahui jalan dan cara yang ditempuh oleh para sufi untuk mencapai kemajuan rohani yang tertinggi, dengan mensucikan diri melalui suluk dalam rangka bertaqarrub kepada Allah s.w.t. Juga dapat diketahui mujahadah dan riadhah (latihan) yang tidak mengenal lelah dalam usaha memperdalam rasa dan meninggikan akal, sehingga dapat beramal lebih sempurna dan dapat menjadi insan kamil dan menduduki tempat yang terhormat (maqam mahmud).

Ketiga : Oleh karena suluk yang ditempuh oleh para sufi dan salikin itu berbeda-beda yang ternyata dengan adanya pelbagai macam tarikat dan aliran-aliran kebatinan yang mengaku Islam, maka dengan mempelajari ilmu tasauf dapatlah diketahui praktik-praktik suluk; mana yang menyalahi Sunnah Rasul, baik dalam akidah mahupun dalam ibadatnya, dan praktik-praktik mana pula yang sesuai dengan Sunnah Rasul. Hal ini perlu diketahui karena adanya pandangan yang mengatakan bahwa sebahagian dari suluk mengambil tauladan dan terpengaruh oleh agama lain, misalnya Hindu, Kristian dan sebagainya. Untuk memurnikan tasauf kembali kepada pangkal tauhid dan syariat yang diajarkan Allah dalam al-Quran dan yang dicontohkan Rasulullah s.a.w. dalam Hadith, kiranya perlu dilakukan penelitian saksama dan penjelajahan ilmiah mengenai fakta dan praktik yang diajarkan dan dilakukan oleh ahli-ahli suluk (salikin).

Keempat : Dalam hati nurani manusia terdapat rintihan rindu ingin kembali kepada Tuhannya. Dalam keadaan susah dan sempit, payah dan kepepet, sang hamba amat membutuhkan setetes rahmat dan seteguk nikmatNya, sebagai bukti bahwa setiap insan amat memerlukan DIA, lebih daripada memerlukan barang apapun dan siapapun. Sebaliknya dalam keadaan memperoleh nikmat dan kegembiraan selama hati tidak tertutup oleh hawa nafsu dan syaitan, maka terasalah Tuhan begitu dekat. Tuhan begitu cinta dan sayang pada hambaNya. Dalam keadaan itulah sang hamba yang tahu diri merasa perlu menundukkan wajahnya, menyatakan terimakasihnya kepada yang Maha Pengasih dan Penyayang. Dengan mendekatkan diri kepada Allah s.w.t. dalam keadaan sempat dan sempit, dalam keadaan senang dan susah akan diperdapatlah kenikmatan spritual, kelazatan rohaniah sebagai manifestasi daripada kesedapan iman (halawatul iman), sehingga sekalipun keadaan itu wajahnya berbeda, namun dirasakannya sama saja, yakni diperolehnya mutiara ketenangan jiwa (sakinah), berita gembira (Al-Busyra) tomakninah dan lain-lain rasa bahagia di bawah lindungan redha Ilahi. Tingkatan yang tertinggi dalam kerohanian inilah yang dikejarkan oleh ahli-ahli iman dan taqwa. Berusaha sekuat tenaga untuk menjadi insan yang redha dan diredhai, dikasihi dan dicintai Allah sebagai siddiqin, syuhadak, dan auliak. Justeru pada tingkatan itulah akan didapati kebahagiaan sejati dan ketenangan hakiki. Sedangkan kesenangan yang dilihat dalam kehidupan lahir hanyalah kebahagiaan yang bersifat semu dan kenikmatan sementara.

Kelima : Pengetahuan tasauf juga dapat menjadi pen- dorong dan perangsang bagi seseorang untuk melakukan pembersihan diri dari segala dan noda, sementara memacu diri sendiri dalam perlumbaan (musabaqah) dalam kebajikan menuju keredhaan Allah s.w.t., sesuai dengan manifesto al-Quran:

قَدْ أَفْلَحَ مَنْ زَكَتْهَا وَقَدْ خَابَ مَنْ دَشَهَا

Sungguh berbahagialah orang-orang yang membersihkan jiwanya dan celakalah orang-orang yang mengotorinya." (As-Syams ayat 9-10)

وَلِكُلِّ وِجْهَةٌ هُوَ مُوَلِيْهَا فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ أَيْنَ مَا تكونوايَاتِ بِكُمُ اللهُ جَمِيعًا إِنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

Dan bagi tiap-tiap orang ada satu jurusan (arah) yang dia hadapi. Oleh sebab itu berlumba-lumbalah kamu dalam kebaikan- kebaikan. Karena di mana saja kamu berada, Allah akan kumpulkan kamu sekalian, karena sesungguhnya Allah itu amat berkuasa atas tiap-tiap sesuatu." (Al-Baqarah ayat 148)

Mensucikan diri dan berlumba-lumba dalam kebaikan menuju kepada suatu tujuan dan arah yang jelas, sesuai dengan undangan Allah s.w.t. :

يا ايتها النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ ارْجِعِي إِلَى رَبِّكِ رَاضِيَةً مَرْضِيَّةٌ فَادْخُلِي فِي عِبَادِي وَادْخُلِي جَنَّتِي

Hai jiwa yang tenang dan tenteram. Kembalilah kepada Tuhanmu dalam keadaan redha dan diredhai. Iaitu masuklah ke dalam golongan hamba-hambaku dan masuklah ke dalam syorgaku." (Al-Fajr ayat 27-30)
Semoga perkongsian saya Puteri Nur Cahaya @ Cikgu ieta berkaitan TINGKAT KETENANGAN dan KEBAHAGIAAN MUKMIN ini, membuka mata hati kita berguru dengan guru yang betul bukan guru yang sesat-menyesatkan.

No comments:

Post a Comment

DISCLAIMER
Saya tidak bermusuh dengan mereka tetapi mereka telah berkelakuan biadap di facebook, melalui whatsap, telegram atau bersemuka.

Mereka adalah bomoh ilmu hitam, psikik scammer penunggang agama, kumpulan ajaran sesat gila isim memesongkan aqidah menganiaya, ugut, ghibah (mengumpat), tohmah, fitnah, caci-maki, hamun, mencarutkan, mengaibkan JENAYAH CYBERBULLY BODY SHAMING AQIDAH, MINDA, JIWA, NIQAB DAN KETURUNAN saya bermula tahun 2015, 2020, 2021 hingga kini.

PDRM sifatkan mereka semua ini psikik dan scammer penunggang agama. Mereka ini kurang kasih sayang ghibah hal saya di laman sosial mereka pada tahun 2015, 2020, 2021 dan 2022.

Antaranya, Najeeb Abdullah, Saidila Abdul Rahman, Adnan Ibrahim (Tiffin Biru), Amir Shahmi Md. Ali, Mohd Nuur Fahmy Nuur Massailan (Fahmy Adam), Ahmad Fadzli Yusof (Ahmad Fadzli AlBasuti), Tengku Asmadi Tengku Mohammed (DTA), Abdul Malek Abdul Halim (Cikgu Malek Wirajaya), Shaiful Rizuwa, Azrul Hisham Abd Halim, Sayf Al-Malawi, Muhammad James Baven, Muhammad Anis Hassan (Haniz Zerstoren), Muhammad Arifin Rizkin (Muhd Arifin), Juliana Hussein (Lyana Bajana), ليلي حيليدين، Tengku Azrul Hamdi Tuan Zolkapeli (Jalak Lenteng XI), Muhammad Anuar Ibrahim (Cikgu Nuar), Nasri Mardi Ismail (Cikgu ie), Syazrul Fadzly (Li), Wan Amir, Lynn Lyana Leen, Mohd Siddiq (Haris Kersani), Panglima Indra Shahril, رمضان ليستاري, Raja Rozieda Gee dan ramai lagi pentaksub bodoh mereka. Apa sahaja yang mereka maki-hamun, sindir, umpat, mencarut, aibkan saya melalui like, comment, share kembali semula kepada mereka.

DILARANG :
1) Minta sedekah secara online.
2) Mengumpat hal orang tiada kaitan dengan saya.
3) Kondem tanpa dengar hal sebenar, saya tidak mahu dengar dan saya tidak suka.
4) Sembang kosong.

BERIKLAN.
Ingin beriklan secara professional? Sila e-mail kepada kisahcikguieta@gmail.com

TERIMA KASIH
Terima kasih sudi berkunjung dan komen. Silakan kongsi untuk manfaat ramai. Sebarang cadangan dialu-alukan dan pertanyaan sila email ke panjialamnusantara@gmail.com

Penulis nama pena,
Puteri Nur Cahaya @ Cikgu iEta.

ARTIKEL TERKINI

BOMOH SCAMMER PENUNGGANG AGAMA GILA

PSIKOPAT BOMOH SCAMMER PENUNGGANG AGAMA   (Moga pembaca mudah faham. Kesulitan mohon maaf 🙏). Beta nama pena Puteri Nur Cahaya @ Cikgu ieta...